Tuesday, March 21, 2017

Mengenal bagian bagian Televisi CRT

Mengenal bagian bagian Televisi CRT


ABL
ABL (Automatic Brightness Level) yaitu rangkaian yang berfungsi untuk mengontrol brightness (Cahaya) secara otomatis. Ciri-ciri rangkaian ABL; dari salah satu jalur kaki flyback langsung diberi kapasitor milar ke Ground dan ada resistor 2-3 buah yang disambung seri nilainya antara 68K – 150K dari B+ 110V.

AUDIO OUTPUT
Audio output adalah bagian penguat suara. Tugasnya menguatkan suara/mengeraskan suara. Audio output ini biasanya menggunakan komponen IC, ada stereo ada mono.

CHROMA/MATRIX (Pembangkit Warna)
Chroma atau disebut juga Matrix adalah rangkaian untuk pembangkit warna.Rangkaian RGB adalah bagian dari chroma. Chroma dibuat dalam bentuk IC. Pada TV model lama bagian chroma,osilator,IF ada IC sendiri-sendiri atau terpisah, sedangkan TV model sekarang sudah menjadi satu dalam IC. Chroma adalah membangkitkan warna yang diproses dalam IC. Lalu RGB out adalah hasil dari chroma yang diberikan ke bagian penguat akhir  (Blok RGB). Tegangan RGB out dari IC ini adalah 4 Volt DC. Jika output dari IC ini tidak ada maka warna tidak muncul bahkan layar bisa gelap.

DEFLEKSI (YOKE)
Defleksi atau yoke adalah kumparan kawat tembaga yang berfungsi membuka layar secara vertikal dan horizontal. Jadi defleksi terdiri dari 2 macam kumparan yaitu vertikal dan horizontal. Kawat vertikal ada diluar dan kawat horizontal ada didalam. Kawat horizontal sering terbakar dan bisa menyebabkan transistor horizontal mati. Yoke yang terbakar mengakibatkan lebar gambar kanan dan kiri berkurang. Jika defleksi terbakar segera ganti baru karena sudah tidak bisa dipakai lagi, bila dipakai maka akan merusak rangkaian horizontal terutama dibagian output.
Bila mau mengganti defleksi/yoke maka yang pertama diperhatikan adalah hambatan kawat horizontal yaitu 1–2ohm. Sebab kalau hambatan horizontal ini lebih besar selisihnya maka lebar gambar kanan dan kiri akan berkurang banyak dan ini sulit untuk diakali. Hambatan kawat vertikal yaitu antara 16-20ohm. Untuk kawat vertikal ini kalau bisa juga jangan selisih banyak. Kalau terpaksa tidak ada yang mendekati dgn hambatan aslinya tidak masalah karena vertikal masih bisa di akali. Tetapi lebih baik usahakan hambatannya yang mendekati asliny agar tidak kesulitan setting layar. Menentukan pin vertikal dan pin horizontal yaitu pin vertikal didepan dan pin horizontal dibelakang dengan gulungan kawatnya lebih banyak.

DEGAUSING
Degausing adalah lilitan kawat tembaga yang dibuat secara rapi dan dibungkus isolasi hitam yang melingkari tabung dan berfungsi untuk mengendalikan / melindungi tabung agar tidak mudah terkena magnet. Lilitan degausing ini ukuran standarnya yaitu 15 ohm – 20 ohm. Kalau dibawah 15 ohm berarti short/konslet.

DRIVER HORIZONTAL
Driver horizontal adalah penguat osilator horizontal. Driver horizontal terdiri dari dua komponen saja yaitu transistor dan trafo IT. Transistor yang digunakan untuk driver horizontal adalah jenis NPN dgn kode C atau D. Tegangan Basis transistor ini asalnya dari IC osilator yang tertulis H-OUT sebesar 2V. Tegangan kolektor sebesar 50V berasal dari tegangan B+ 110V melalui resistor. Tegangan kolektor ini sebagai input trafo IT kemudian output IT menjadi tegangan AC sebesar 0,5 – 2V. Tegangan AC inilah kuncinya untuk mengetahui mesin TV hidup atau belum. Tegangan ini kemudian ke Basis Transistor output horizontal (panel horizontal) yang akan membangkitkan kerjanya flyback.

FLYBACK
Flyback adalah sebuah kumparan yang berfungsi untuk membangkitkan tegangan tinggi sebesar 20.000v – 25.000v (20 –25 KV) yang diberikan ke anoda tabung. Flyback dapat bekerja apabila ada tegangan sebesar 110V dan ada sinyal dari rangkaian horizontal. Flyback ada 3 kabel yaitu kabel untuk menyalurkan tegangan 25KV (yang ada kopnya), kabel fokus (dengan tegangan sebesar 3000 Volt) dan kabel screen (sebesar 500 Volt). Contoh cara mengukur Flyback: Goldstar/Akari (154-064P atau 154-177B): Colektor _ 180v _ B+ _ Ground _ 16v _ 24v _ 40v _ ABL _ Heater _ AFC

Langkah persiapan:
1.Multitester pada posisi ohm,X1,X10,atau X100. Usahakan jangan posisi X1K atau 10K karena sangat peka sehingga untuk mengukur pin flyback jarum akan
bergerak sedikit semua.Membuat anda bingung.

2.Pada Pin COL,180V,B+ adalah saling berhubungan. Jadi jika di ukur pin Colector,180V,dan B+,jarum  harus bergerak. Jika salah satu tidak bergerak berarti flyback rusak.

3.Pin B+,180V,Colektor tidak boleh terhubung dengan pin Ground – 16V – 24V – 40V – ABL – HT – AFC. jika diukur jarum tidak boleh bergerak. Jika jarum bergerak berarti flyback rusak.

4.Ukur pin Ground dengan pin lainnya yaitu 16V,24V,40V,HT,AFC secara bergantian. Jarum harus bergerak, jika salah satu tidak bergerak berarti flyback rusak.

5.Pin ABL tidak boleh hubung dgn pin manapun. Jadi khusus pada pin ABL jika diukur dengan semua pin tidak boleh hubung. Jika jarum bergerak berarti flyback rusak.

Cara Mengetahui Flyback Rusak;
Secara fisik :
1. Flyback terlihat pecah/retak di bodinya
2. Flyback bau terbakar/mengeluarkan asap dari bodinya
3. Flyback menyemburkan api biru dari bodinya. Artinya flyback ini masih hidup tetapi bocor,maka perlu ganti.

Secara non fisik :
1. Transistor panel horizontal cepat panas jika TV dihidupkan baru beberapa menit atau bahkan baru beberapa detik saja. Dalam hal ini ada 2 kemungkinan yang rusak yaitu flyback atau defleksi/yoke.
2. Tegangan B+ 110V jadi short (tidak keluar), padahal semua komponen regulator diukur normal. Baik primer maupun sekundernya.

OSILATOR ( Pembangkit Frekuensi )
Osilator adalah pembangkit frekuensi atau sinyal yaitu ada sinyal osilator horizontal dan sinyal osilator vertikal.
Tugasnya sendiri-sendiri, osilator horizontal membangkitkan sinyal horizontal sebesar 15,625 KHz. Osilator vertikal membangkitkan sinyal vertikal sebesar 50 Hz.
Sinyal horizontal lebih besar dibanding sinyal vertikal. Karena sinyal horizontal digunakan untuk membangkitkan kerja flyback,  Jadi flyback dapat bekerja harus ada tegangan 110 VDC dari regulator dan sinyal dari osilator horizontal. Bila salah satu tidak normal maka flyback tidak dapat bekerja sehingga mesin TV mati total. Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa mesin TV bisa hidup harus ada tegangan 110V dan sinyal horizontal. Walaupun bagian lain belum normal, misalnya vertikal mati atau bagian chroma bermasalah atau bagian IF bermasalah tetapi mesin TV sudah bisa hidup walaupun layar gelap dan tidak ada gambar. Oleh karena itu bagian regulator & horizontal merupakan jantungnya mesin TV, harus hidup lebih dahulu. Untuk TV model baru mulai tahun 2000 keatas, karena banyak protektornya maka bila
salah satu bagian tidak bekerja sempurna, otomatis mesin TV akan mengalami protek/mati (hanya lampu indikator yang nyala). Jadi reparasi mesin TV yang banyak proteknya lebih sulit dan  butuh ketelitian.
Kembali ke masalah osilator..

OUTPUT HORIZONTAL
Output Horizontal atau disebut juga panel horizontal adalah kelanjutan dari driver horizontal yang akan membangkitkan kerjanya flyback. Tegangan yang dikeluarkan dari driver horizontal diteruskan ke output ini yaitu ke Basis Transistor panel.  Selain membangkitkan flyback, juga sebagai output ke defleksi.

PENGUAT VIDEO
Penguat video adalah bagian yang berfungsi menguatkan video.Bagian penguat video ini sebenarnya terbagi 3 bagian yaitu video IF, Video Detektor dan Video Driver. Masing-masing bagian mempunyaifungsi sendiri-sendiri. Diantaranya
berikut ini :
Video IF/ Penguat IF ( Intermediate Frequency), berfungsi menguatkan sinyal-sinyal yang diterima dari mixer, kemudian diteruskan ke video detektor.  Video detektor, berfungsi mendeteksi sinyal gambar dan suara kemudian diteruskan ke video driver.
Sinyal pembawa gambar dideteksi hingga keluar sinyal pembawa gambar yang frekuensinya 15 KHZ-5 MHZ.
Sinyal pembawa suara dideteksi hingga keluar sinyal pembawa suara baru 5,5 MHZ (FM).
Video driver berfungsi memisahkan sinyal pembawa suara, sinyal gambar dan sinyal sincronisasi.
Sinyal gambar diteruskan ke video output.
Sinyal suara diteruskan ke sound IF amplifier.
Sinyal sinkronisasi diteruskan ke sinkronisasi separator.

PROGRAM & MEMORY
Program adalah rangkaian untuk mengendalikan semua settingan gambar, misalnya chanel, volume, brightness, contras, warna dan sebagainya. Semua diatur dan dikendalikan oleh rangkaian IC program. Lalu data-data disimpan di IC memori. Tegangan yang dibutuhkan oleh IC program dan memori ini adalah 5 Volt.

REGULATOR
Regulator/power supply /adaptor pada mesin TV menggunakan sistem Acematic. Maksudnnya acematic adalah
tidak menggunakan trafo step down (penurun tegangan AC). Tetapi mengunakan dioda tegangan tinggi sebagai penyearah dan kondensator elko. Kemudian untuk membagi tegangannya menggunakan trafo coper. Penguat regulatornya menggunakan transistor atau STR. Sistem acematic tegangan yang dihasilkan lebih bagus dan stabil. Regulator ini tugas yang paling pokok adalah mengeluarkan tegangan 110 Volt untuk menyuplai flyback.

Selain tegangan 110V ada juga teganganyang lain yaitu 12Vuntuk menyupply IC osilator, tuner atau lainnya. Lalu tegangan 5V untuk keperluan IC program. Tegangan 5V ini juga tugas pokok dari regulator. Jadi kalau mesin TV mati total, langkah awal yang dilakukan adalah cek tegangan dari regulator yaitu 110V, 12V, 5V. Ketiga tegangan tsb adalah sumber tegangan paling utama pada mesin TV.  Jika ketiga tegangan tsb sudah normal, tetapi mesin TV masih mati maka langsung cek tegangan output dari trafo IT keluar tidak.  Jika tidak keluar berarti sudah jelas masalahnya di bagian osilator.
BLOK RGB (Penguat Akhir Warna)
Blok RGB adalah rangkaian penguat akhir warna. Tegangan pada rangkaian RGB ini sebesar 180 vdc. Rangkaian RGB model lama ada beberapa trimpot untuk setting warna. Kalau TV model baru sudah menggunakan program yang disebut program “Servis Mode”. Di rangkaian blok RGB ada beberapa tegangan diantaranya Teg Heater (H), Teg Katoda Biru (KB), Teg Katoda Merah (KR), Teg Katoda Hijau KG), Teg Screen, Teg Fokus. Masing-masing tegangan diberikan ke katoda tabung melalui soket yang disebut soket CRT atau soket tabung. Berapa saja tegangan masing-masing katoda?
Heater = 6 Volt AC
KB,KR,KG = 90 – 125 Volt DC
Screen = 250 – 500 Volt DC
Fokus = 3000 Volt DC

TUNER
Tuner berfungsi untuk menangkap sinyal gambar dan suara dari pemancar. Di dalam tuner ada 3 bagian yaitu RF, osilator dan mixer. Osilator bertugas membangkitkan frekuensi. Sebenarnya yang berfungsi menangkap sinyal gambar dan suara adalah RF.  Kemudian diteruskan ke mixer. Mixer akhirnya menghasilkan frekuensi baru, kemudian di filter menjadi 2  frekuensi yaitu 38,9 MHZ dan 33,4 MHZ. Frekuensi 38,9 MHZ adalah frekuensi pembawa gambar. Frekuensi 33,4 MHZ adalah frekuensi pembawa suara. Kedua frekuensi tersebut kemudian diteruskan ke penguat video IF.

VERTICAL OUTPUT
Vertikal output adalah rangkaian penguat vertikal bagian output (keluaran). Tegangan B+ IC vertikal output ini adalah 24V. Lalu tegangan output / keluaran yang menuju defleksi adalah 12 – 16 Volt DC. Bila ditemui kasus TV gambarnya hanya garis mendatar ukurlah tegangan output vertikal yang menuju defleksi ada atau tidak. Tegangan harus dibawah 20V yaitu 12 – 16V. Bila tegangan lebih dari 20V maka layar juga akan garis mendatar saja. Bila tegangan output tidak ada sama sekali, ukur dulu tegangan B+ nya 24V ada atau tidak. Kemudian seandainya gambar kurang lebar atas bawah, cek saja kondensator/elko-elko bagian output, biasanya kering. Selain elko cek juga resistornya atau langsung ganti baru saja resistornya. Jangan lupa cek juga trimpotV-Size & V-Line yang berfungsi mengatur lebar gambar atas bawah, pada TV model lama pasti ada. Trimpot tsb sering rusak. Kalau TV model baru, buka dulu servise mode-nya dengan menggunakan remot asli dan tombol TV, kadang berubah setingan.

sumber: https://ajangelektronik.wordpress.com/2013/02/24/mengenal-bagian-bagian-televisi-crt/

Available link for download